SUBANG, BuletinJabar.com – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI terus menggelontorkan anggaran untuk mendukung Program Optimasi Lahan (OPLAH) sebagai bagian dari strategi besar mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Di Kabupaten Subang, Jawa Barat, program ini difokuskan pada pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur pertanian. Salah satu titik utama pelaksanaannya berada di Kecamatan Blanakan, dengan konsentrasi pada perbaikan jaringan saluran irigasi tersier yang tersebar di 8 dari 9 desa di wilayah tersebut.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Areal pertanian Blanakan selama ini kerap menghadapi masalah klasik, kekeringan saat musim kemarau dan banjir ketika musim hujan akibat buruknya sistem drainase dan aliran air ke wilayah hilir.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian Kecamatan Blanakan, Sawinan, menegaskan bahwa fokus perbaikan saluran irigasi tersier merupakan bagian integral dari misi ketahanan pangan daerah.
“Kami melihat banyak lahan produktif yang berpotensi rusak akibat tanah tergerus ataupun pergeseran. Dengan perbaikan sarana prasarana pertanian, kami memastikan lahan tetap stabil dan bisa dimanfaatkan optimal oleh petani,” jelas Sawinan.
Ia menambahkan, program OPLAH non rawa yang dibiayai dari APBN ini bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga investasi keberlanjutan sektor pangan.
“Selain menahan tanah agar tidak longsor, saluran irigasi ini menjaga distribusi air ke sawah tetap lancar dan teratur. Dengan begitu, produktivitas pertanian di Blanakan bisa lebih terjamin,” ujarnya.
Program ini disambut baik masyarakat, terutama para petani yang selama ini bergantung pada pasokan air untuk mengolah lahan mereka.





