Meski mengaku dirugikan, Heri menegaskan tidak ingin memperpanjang polemik ini ke ranah hukum.
“Kalau masalah gugat-menggugat, ya yang kalah remuk, yang menang juga nggak enak. Jadi saya tidak berharap hal ini berlanjut ke mana-mana. Kita introspeksi diri saja masing-masing. Ini jadi pengalaman bagi saya untuk lebih hati-hati berbicara dan bertindak di depan umum,” ungkapnya.
Heri juga menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki konflik pribadi dengan dr. Maxi. Hubungan keduanya disebut tetap baik, bahkan setelah munculnya isu tersebut.
“Sebagai teman di satu eselon, hubungan kami baik-baik saja. Sampai berita itu muncul pun, saya dan Pak dr. Maxi tidak ada masalah apa pun. Terakhir ketemu waktu pelantikan, dan itu pun biasa saja, tidak bicara soal apa pun,” ujarnya menegaskan.
Kuasa Hukum Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang, Dede Sunarya, turut mendampingi Heri Sopandi saat memberikan klarifikasi. Dede menilai, pemberitaan yang bersumber dari salah satu kepala dinas berinisial “M” itu telah menimbulkan kegaduhan dan menyerang kehormatan pejabat daerah, termasuk Bupati Subang.
“Saya mendampingi Pak Hersop untuk menyampaikan tanggapan terhadap salah satu berita di media online. Narasi berita itu sudah menimbulkan kegaduhan dan menyerang kehormatan pejabat, termasuk Bupati Subang,” kata Dede.
“Kami meminta Pak Hersop menjelaskan apakah peristiwa itu benar terjadi atau tidak. Dan setelah diklarifikasi, Pak Hersop menegaskan bahwa peristiwa itu tidak ada dan tidak benar. Karena itu, kami berkepentingan untuk meluruskan berita tersebut di depan publik,” tambahnya.





