Apalagi, wilayah Cisalak dan sekitarnya dikenal sebagai zona rawan longsor dan penurunan muka tanah. Dalam kunjungannya sebelumnya, KDM bahkan telah menyoroti potensi pergeseran tanah akibat pengeboran air secara masif di kawasan pegunungan.
Temuan ini semakin memperkuat kekhawatiran bahwa aktivitas eksploitasi air tanah dalam skala industri dapat menimbulkan risiko besar terhadap keseimbangan alam, khususnya di daerah Subang yang menjadi penyangga ekosistem air di Jawa Barat bagian utara.
Kini publik menunggu langkah lanjutan dari pemerintah provinsi , apakah akan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap izin dan pengelolaan sumber air Aqua di Subang, demi memastikan keberlanjutan lingkungan dan keselamatan masyarakat di sekitar kawasan tersebut.





